Tata Cara Shalat Rasul Utk Lelaki Perempuan

  • 1. Shalat Jamaah Tata Cara Shalat menurut sunnah Rasul
  • 2. Segala puji bagi ALLAH, Tuhan semesta alam, Yang Maha Suci lagi Maha Agung. Hanya kepada-NYA kita menyembah dan kepada-NYA pula kita memohon belas kasihan. Salam dan shalawat senantiasa kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam, Nabi kita sebaik-baik manusia sebagai pemimpin. Berbagai macam ragam cara shalat yang diajarkan oleh para ulama, kyai, dai, ustadz dan muallim. Namun masih saja banyak perbedaan satu dengan lainnya. Bahkan perbedaan itu membawa perselisihan umat. Padahal sumber utama yang mengajarkan shalat itu hanya satu orang, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Jadi seharusnya yang menjadi panutan itu adalah Rasulullah, bukannya ulama/kyai/ustadz/dai. Jadi marilah kita bersatu dalam sunnah Rasul. Insya ALLAH, presentasi ini menjelaskan tata cara setiap gerakan zahir dalam shalat sesuai sunnah yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Semoga dengan shalat yang benar maka ALLAH akan membuka hijab tabir antara kita dengan-NYA, sehingga segala doa yang terpanjat akan sampai ke hadapan ALLAH Penguasa Langit dan Bumi, dan DIA berkenan mengabulkan doa kita karena DIA Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
    • 3. Tata Cara Shalat
    • 4. Urutan gerakan zahir dalam shalat: Niat, berdiri Takbiratul ihram bersedekap Membaca iftitah Membaca taawudz dan fatihah Membaca surah/ayat Quran Ruku’ I’tidal Sujud ke-1 Duduk dua sujud Sujud ke-2 Duduk istirahat sebelum bangkit berdiri Melanjutkan ke rakaat berikutnya (dimulai dari membaca fatihah hingga sujud ke-2) Duduk tahiyat awwal dan membaca doa Duduk tahiyat akhir dan membaca doa Mengucapkan salam
    • 5. Berniat untuk mengerjakan shalat fardhu/sunat, kemudian berdiri tegak menghadap kiblat. Niat cukup dalam hati saja, jangan mengucap “ushalli” karena hal itu tidak ada dalam sunnah Rasul. Pandangan mata hanya diarahkan ke tempat sujud agar dapat shalat dengan khusyu’.
    • 6. Rasulullah SAW bersabda: Pekerjaan-pekerjaan itu tidak lain hanyalah dengan niat, dan sesungguhnya setiap orang itu akan mendapatkan apa yang diniatkannya. [Bukhari & Muslim] An Nawawi mengatakan didalam Raudhatu ‘th Thalibin Al Maktab Al Islami, bahwa niat adalah maksud (keinginan). Orang shalat hendaklah menghadirkan didalam ingatannya akan shalat itu sendiri beserta kewajiban-kewajiban (rukun) dalam shalat. Kemudian memaksudkan pengetahuan dan ingatan itu secara sengaja dan menghubungkannya dengan awal takbir. Kemudian mereka berpendapat bahwa niat itu sudah cukup dalam hati saja. Lafadz “ushalli…” tidak ada satupun dalil yang mengajarkannya, tidak pernah Rasulullah memulai shalatnya dengan mengucap sebarang kata, selain takbir. Oleh karena itu, ucapan “ushalli…” dimasukkan sebagai perkara bid’ah, karena termasuk menambah-nambah sesuatu yang baru dalam perkara agama . Dan bid’ah adalah kesesatan, dan kesesatan berarti neraka. Janganlah kita mengikutinya, cukuplah kita berniat dalam hati saja. Kita mungkin menganggap mengucap “ushalli” itu ringan, namun kita tidak tahu kebencian ALLAH terhadap orang yang menambah-nambah urusan agama-NYA. Apakah sukar shalat tanpa ushalli??? Jika tidak sukar, maka tinggalkan saja. Baca lebih lanjut